Peredaran darah adalah sebuah proses saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Proses tersebut menjadi penting karena darah adalah alat angkut yang membawa oksigen dan nutrisi ke sel-sel di seluruh tubuh secara keseluruhan.
Darah dengan berbagai kandungan tersebut akan mengalir melalui pembuluh darah kecil hingga pembuluh darah utama.
Karena itu, saat peredaran darah terganggu akan ada banyak masalah kesehatan yang muncul.
Jadi, penting bagi kita untuk bisa menjaga kesehatan tubuh dengan memperhatikan kesehatan sistem peredaran darah dalam tubuh.
Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga peredaran darah tetap lancar.
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah menjaga berat badan tetap dalam batas normal atau ideal.
Berat badan yang tetap normal juga bisa menjadi tanda bahwa tubuh dalam kondisi sehat dan meningkatkan peredaran darah.
Kondisi berat badan berlebih akan mempengaruhi sirkulasi darah menjadi lebih buruk.
Bahkan dalam sebuah penelitian tahun 2009, menurunkan berat badan dapat membantu meningkatkan peredaran darah bagi perempuan yang mengalami obesitas.
2. Joging
Teman-teman juga bisa menjaga kesehatan sistem peredaran darah dengan melakukan olahraga ringan, seperti joging.
Joging yang merupakan olahraga jenis kardiovaskular ini bisa membuat peredaran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar.
Sebuah studi tahun 2003 menyebut bahwa olahraga membantu meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengambil dan memanfaatkan oksigen.
Olahraga yang bisa dilakukan memang cukup beragam, tapi teman-teman bisa mendapatkan manfaat pada kesehatan peredaran darah hanya dengan joging, lo.
Teman-teman pun cukup melakukan joging 30 menit setiap dua atau tiga kali seminggu secara rutin.
3. Yoga
Selain joging, ada juga olahraga yang bisa menyehatkan sistem peredaran darah yaitu yoga.
Yoga adalah olahraga yang akan membantu mengompres dan mendekompresi pembuluh darah.
Dengan berbagai gerakan dan latihan pernapasan dari olahraga ini, akan membantu meningkatkan peredaran darah.
Dalam sebuah penelitian tahun 2014, ditemukan bahwa yoga bisa bermanfaat untuk sistem kardiovaskular dan metabolisme tubuh.
4. Pilih Makanan Sehat
Selain melakukan olahraga, teman-teman juga perlu menjaga pola makan dengan memilih menu yang sehat.
Bila ingin sistem peredaran darah menjadi lebih sehat, coba konsumsi makanan yang memiliki efek baik untuk peredaran darah.
Beberapa jenis makanan tersebut adalah cabai, kunyit, dan sayuran berdaun hijau yang bisa membantu meningkatkan nitrit oksida dalam darah.
Kandungan tersebut akan membantu melebarkan pembuluh darah sehingga peredaran darah menjadi lebih baik.
Cara ini pun akan membantu mengatasi masalah penyumbatan akibat kolesterol.
Selain beberapa makanan yang sudah disebutkan, teman-teman juga bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan kaya antioksidan.
Buah-buahan sitrus serta beberapa jenis beri adalah jenis yang memiliki banyak kandungan antioksidan yang bisa lindungi tubuh.
5. Konsumsi Teh
Bukan hanya makanan, tapi ada juga jenis minuman yang bisa teman-teman konsumsi untuk menyehatkan sistem peredaran darah, yaitu teh.
Pada beberapa jenis teh memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular sekaligus menjaga kesehatan peredaran darah.
Sebuah penelitian tahun 2001 menyebutkan salah satu jenis teh, yaitu teh hitam bisa meningkatkan kesehatan pembuluh darah hingga menjaga kesehatan peredaran darah.
Namun, tetap batasi konsumsi teh sesuai dengan aturan yang dianjurkan, ya.
6. Konsumsi Ikan Berlemak
Makanan laun yang bisa jadi pilihan untuk dikonsumsi dengan dampak menyehatkan sistem peredaran darah adalah beragam jenis ikan berlemak.
Ikan berlemak, seperti ikan kembung, ikan sarden, dan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan omega-3 yang tinggi.
7 Gangguan yang Bisa Menyerang Sistem Peredaran Darah
Halodoc, Jakarta - Sistem peredaran darah mencakup jantung dan pembuluh darah, dan sangat penting untuk menjaga fungsinya. Sistem ini membawa oksigen, nutrisi, elektrolit, dan hormon ke seluruh tubuh.
Gangguan pada sistem peredaran darah dapat memengaruhi kerja jantung dan pembuluh dan menyebabkan komplikasi serius. Apa saja gangguan yang bisa menyerang sistem peredaran darah? Simak lebih lanjut, yuk!
Berbagai Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Ada berbagai gangguan yang bisa terjadi pada sistem peredaran darah, yaitu:
1.Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah adalah pengukuran seberapa banyak kekuatan yang digunakan untuk memompa darah melalui pembuluh arteri. Jika kamu memiliki tekanan darah tinggi, disebut juga hipertensi, itu berarti kekuatannya lebih tinggi dari yang seharusnya.
Kondisi ini dapat merusak jantung dan menyebabkan penyakit jantung, stroke, atau penyakit ginjal. Namun, gejala tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari.
2.Aterosklerosis dan Penyakit Arteri Koroner
Aterosklerosis, atau dikenal sebagai pengerasan arteri, terjadi ketika plak menumpuk di dinding arteri dan akhirnya menghalangi aliran darah. Plak itu terbentuk dari kolesterol, lemak, dan kalsium.
Penyakit arteri koroner menunjukkan bahwa penumpukan plak di arteri telah menyebabkan arteri menyempit dan mengeras. Hal ini dapat membuat bekuan darah berisiko menyumbat arteri.
Penyakit ini dapat berkembang seiring waktu. Pengidapnya dapat mengalaminya tetapi tidak menyadari gejala apa pun. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada atau sensasi berat di dada.
3.Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi ketika jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah, misalnya karena penyumbatan pada arteri. Kondisi ini dapat merusak otot jantung dan merupakan keadaan darurat medis.
Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala serangan jantung, seperti nyeri di bagian tengah atau kiri dada, nyeri yang menyebar dari rahang, bahu, lengan, atau di punggung, sesak napas, berkeringat, mual, dan detak jantung tak teratur. Wanita sering mengalami serangan jantung sedikit berbeda, dengan tekanan atau nyeri di punggung dan dada.
4.Gagal Jantung
Gagal jantung terjadi saat otot jantung melemah atau rusak, sehingga tidak bisa lagi memompa volume darah yang dibutuhkan ke seluruh tubuh. Gagal jantung biasanya terjadi ketika ada masalah jantung lainnya, seperti serangan jantung atau penyakit arteri koroner.
Gejala awalnya termasuk kelelahan, bengkak di pergelangan kaki, dan peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari. Gejala yang lebih parah termasuk napas cepat, nyeri dada, dan pingsan.
5.Stroke
Stroke sering terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri di otak dan mengurangi suplai darah. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah. Kedua kondisi tersebut mencegah darah dan oksigen mencapai otak. Akibatnya, bagian otak kemungkinan besar akan rusak.
6.Aneurisma Aorta
Aneurisma aorta adalah gangguan sistem peredaran darah yang memengaruhi arteri utama di tubuh. Artinya, dinding arteri telah melemah, sehingga memungkinkannya melebar atau "menggelembung". Arteri yang membesar bisa pecah dan menjadi keadaan darurat medis.
7.Penyakit Arteri Perifer
Penyakit arteri perifer adalah aterosklerosis yang terjadi di ekstremitas, biasanya di kaki. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke kaki, jantung, dan otak. Jika mengidap penyakit arteri perifer, seseorang berisiko lebih besar terkena penyakit sistem peredaran darah lainnya.
Itulah gangguan yang bisa menyerang sistem peredaran darah. Untuk menurunkan risiko berbagai gangguan tersebut, penting untuk senantiasa menjalani pola hidup sehat, seperti:
Pertahankan berat badan yang sehat.
Jangan merokok.
Berolahraga minimal 30 menit sehari.
Pertahankan pola makan yang sehat, rendah lemak, rendah kolesterol dengan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian.
Hindari konsumsi lemak trans dan lemak jenuh, seperti pada makanan olahan dan makanan cepat saji.
Batasi asupan garam dan alkohol.
Gunakan relaksasi dan perawatan diri untuk mengurangi stres.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular atau yang biasa disebut sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan nutrisi ke dan dari sel. Sistem ini juga membantu stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sistem peredaran darah
Jantung merupakan organ vital sistem peredaran darah. Fungsi jantung dalam proses sirkulasi adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja sama dengan pembuluh darah dalam proses sirkulasi. Pembuluh darah memiliki peran mengedarkan darah dari dan ke jantung. Darah juga merupakan komponen inti dalam proses ini, darah mengandung oksigen dan nutrisi yang akan disalurkan pada setiap sel-sel tubuh. Selain organ-organ tersebut, ada organ tambahan lainnya yakni paru-paru. Paru-paru tak hanya berperan dalam proses respirasi. Pada sistem sirkulasi, paru-paru bertugas menukar karbondioksida dalam darah dengan oksigen yang dihirup saat proses pernapasan berlangsung.[1]
Proses peredaran darah
Proses peredaran darah bertujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung nutrisi untuk setiap sel-sel tubuh. Proses peredaran darah memiliki jalur tersendiri. Berdasarkan jalur dan zat yang dibawanya, sistem peredaran darah dibagi menjadi dua jenis yaitu sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil.
Gambar jalur sistem peredaran darah besar dan kecil yang ditunjukkan dengan tanda panah
Sistem peredaran darah besar
Sistem peredaran darah besar adalah sistem peredaran darah yang mengangkut darah yang kaya akan oksigen dari jantung menuju ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke jantung. Tahapan pada proses ini dimulai saat darah dipompa oleh jantung bagian bilik kiri (ventrikel kiri) akan masuk ke aorta dan arteri selanjutnya ke kapiler di seluruh tubuh. Dari kapiler seluruh tubuh ke venula dilanjutkan ke vena dan vena cava dan akhirnya masuk ke jantung lagi pada bagian jantung serambi kanan (atrium dekster).[2] Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kiri) - Aorta - Arteri - Kapiler (seluruh tubuh) - Vena - Jantung (serambi kanan).
Sistem peredaran darah kecil
Sistem peredaran darah kecil adalah sistem peredaran darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung dengan membawa darah yang mengandung karbondioksida. Proses peredarannya dimulai saat darah di pompa pada bagian jantung bilik kanan (ventrikel dekster) keluar melalui arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Pada paru-paru bagian alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Dari paru-paru darah kembali menuju ke vena pulmonalis dan menuju ke jantung bagian serambi kiri.[2] Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kanan) - Arteri Pulmonalis - Paru-paru - Vena Pulmonalis - Jantung (serambi kiri)
Sirkulasi darah paru
Jantung adalah organ yang memiliki empat ruangan, atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Darah yang ada di ventrikel kiri (yang mengandung oksigen dari paru-paru), akan dipompa ke seluruh tubuh dan kembali ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan (yang mengandung karbon dioksida hasil metabolisme) akan dibawa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis agar bisa terjadi pertukaran karbon dioksida dengan oksigen. Dari paru-paru, darah yang sudah mengandung oksigen akan dibawa ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Sirkulasi yang melibatkan ventrikel kanan - arteri pulmonalis - paru-paru - atrium kiri disebut sirkulasi paru.
Bagaimana Cara Mengobati Gangguan Pencernaan Secara Alami?
Halodoc, Jakarta - Gangguan pencernaan bisa terjadi akibat pola makan atau mengonsumsi makanan yang salah. Gejalanya sendiri ditandai dengan perut yang terasa tidak nyaman setelah makan, mulas, atau sensasi panas dan terbakar di bagian ulu hati. Perlu diketahui sebelumnya jika gangguan pencernaan bukanlah penyakit, melainkan gejala dari masalah pencernaan, seperti maag, gastritis, atau masalah lambung lainnya. Berikut ini cara alami mengatasi gangguan pencernaan:
1. Perhatikan Pola Makan
Perut memang dapat menampung banyak makanan dalam sekali makan. Namun sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan, ya. Untuk menghindari gangguan pencernaan, disarankan untuk makan dengan porsi kecil, tetapi sering.
2. Makan dengan Kombinasi yang Tepat
Makan dengan kombinasi yang tepat dapat mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh pencernaan. Makan protein dan biji-bijian dalam satu waktu dapat memicu gangguan pencernaan. Untuk mengatasinya, coba untuk mengonsumsi makanan yang tepat dengan kandungan banyak serat. Selain mengatasi gangguan pencernaan, makanan tersebut mampu menurunkan depresi, cemas, dan suasana hati yang buruk.
3. Konsumsi Makanan yang Mengandung Enzim
Enzim menjadi salah satu zat yang berperan penting dalam proses pencernaan makanan. Untuk memperoleh enzim yang dibutuhkan, kamu bisa menemukannya di makanan mentah. Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan siap saji atau daging olahan, serta perbanyak asupan makanan alami dan mentah dalam pola makan.
Perlu kamu ketahui jika usia berperan penting dalam kesehatan organ pencernaan. Dalam setiap 10 tahun, produksi enzim dalam tubuh berkurang dengan sendirinya. Untuk menunjang kebutuhan enzim dalam tubuh, disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang dibutuhkan agar keluhan gangguan pencernaan dapat diatasi.
4. Istirahat Sejenak Setelah Makan
Setelah makan, kamu dilarang untuk langsung beraktivitas agar terhindar dari gangguan pencernaan. Sebaiknya kamu beristirahat sejenak setelah makan selama 10 menit.
5. Lakukan Gerakan Yoga
Tahukah kamu jika gerakan yoga menjadi salah satu cara alami mengatasi gangguan pencernaan? Kombinasi gerakan yoga dan latihan pernapasan mampu mendukung sistem pencernaan yang sehat. Yoga dapat mendukung gerakan usus, sehingga racun dan sisa-sisa makanan di dalamnya dapat dikeluarkan. Hal tersebut juga mampu memicu pertumbuhan bakteri sehat dalam perut.
6. Konsumsi Teh yang Dikombinasikan dengan Rempah
Cara alami mengatasi gangguan pencernaan yang terakhir adalah dengan mengonsumsi teh yang dikombinasikan dengan rempah. Kualitas dan rasa rempah dalam teh mampu mengatasi gangguan pencernaan, serta memberi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk mengatasinya, cobalah konsumsi teh mint, teh jahe, atau teh lemon, yang ditambah dengan kapulaga atau kayu manis.
Hampir semua orang pernah mengalami diare, apakah Anda salah satunya? Tak hanya diare, terdapat macam-macam gangguan pencernaan lainnya yang juga sering dijumpai. Masing-masing gangguan tersebut disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Kali ini, Siloam Hospitals akan membahasnya satu per satu.
Sistem pencernaan adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki peran sangat penting. Apabila organ pencernaan mengalami masalah, tentu saja hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Maka dari itu, penting bagi Anda mewaspadai macam-macam gangguan pencernaan yang bisa menyerang. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut ini.
Macam-macam Gangguan Pencernaan
Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang diserap tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel. Selain itu, sistem pencernaan juga berfungsi memilah dan membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus besar, kantong empedu, dan pankreas. Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat berlangsung singkat dan sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya dapat berlangsung lama dan mungkin membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya. Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum terjadi adalah sebagai berikut:
1. GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik menuju kerongkongan. Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter bagian bawah kerongkongan. Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke lambung. Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat asam lambung naik ke kerongkongan.
GERD dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi terbakar di dada, nyeri dada, kesulitan menelan, mual, muntah, dan batuk. Diagnosis penyakit GERD dapat dilakukan melalui pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi. Kemudian, untuk mengatasinya Anda pun perlu mengubah gaya hidup dan pola makan, termasuk:
Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil
Tidak langsung berbaring setelah makan
Menghindari makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein
Meninggikan kepala saat tidur
Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan antasida atau obat penghambat asam
2. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap, penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu makan.Untuk melakukan diagnosistukak lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.
3. Batu Empedu
Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa metabolisme. Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan empedu mengalami hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:
Nyeri kolik
Radang kantung dan saluran empedu
Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)
Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan kondisi:
Gemuk
Berusia lebih dari 40 tahun
Perempuan
Usia subur
Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak
Sering buang angin
Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di bagian perut kanan atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga operasi.
4. IBS
IBS atau Irritable Bowel Syndromeadalah sekumpulan ciri-ciri gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan berturut-turut. Gejala lainnya ialah kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses.
Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun, faktor-faktor tertentu seperti infeksi bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi makanan tertentu diduga berkaitan dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:
Menghindari makanan yang memicu gejala
Mengurangi stres
Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat
Olahraga secara teratur dan istirahat cukup
5. IBD
Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Jenis gangguan pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.
Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan. IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya. Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:
Mengurangi peradangan
Memblokir respons kekebalan
Mengobati atau mencegah infeksi
Mengobati diare parah
Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan terhadap diare, atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa.Namun,adakalanya pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi seperti obstruksi usus atau abses.
6. Diare
Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang dikatakan menderita diare apabila mengalami peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai tekstur feses yang lebih cair. Adapun penyebab gangguan pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus atau bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan. Selain peningkatan frekuensi BAB, beberapa gejala diare lainnya termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya darah pada tinja.
Diare dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya jenis gangguan pencernaan ini sangat mudah diobati, namun pada kasus diare parah yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal, khususnya pada anak-anak. Penderita diare membutuhkan obat yang bermanfaat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.
7. Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau jarang buang air besar. Apabila Anda buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami sembelit. Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini antara lain:
Mengejan saat buang air besar
Merasa seperti ada penyumbatan di rektum sehingga feses sulit dikeluarkan
Merasa tidak tuntas setelah buang air besar
Memerlukan bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menggunakan jari tangan atau menekan perut
Sembelit bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kurangnya konsumsi makanan berserat, kurang minum air, hingga pengaruh obat-obatan seperti antasida atau obat antiinflamasi non-steroid. Selain itu, penyebabnya juga bisa dari intralumen seperti feses yang keras ataupun tumor. Sedangkan penyebab dari ekstralumen bisa karena pendesakan lumen usus oleh massa organ lain. Memperbanyak asupan serat, cairan, dan olahraga akan membantu mengatasi kondisi ini. Anda juga dapat mengonsumsi obat pencahar atau pelunak feses sebagai solusi sementara.
8. Wasir atau Hemoroid
Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh orang di atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.
Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat BAB, bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.
Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut, maka dibutuhkan tindakan operasi.
9. Penyakit Divertikular
Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong kecil di dinding usus besar dan divertikulitis atau ketika kantong tersebut mengalami peradangan. Anda mungkin akan merasakan kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.